Hujan Ekstrem Ancam Kalimantan Barat dan Timur, BMKG Minta Warga Siaga Potensi Banjir

$rows[judul] Keterangan Gambar : Ilustrasi Hujan. (detikKalimantan)

BALIKPAPAN, Denai.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, untuk mewaspadai potensi hujan ekstrem pada pertengahan Oktober 2025.

Berdasarkan laporan BMKG, sekitar 43 persen wilayah Tanah Air telah memasuki musim hujan. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor.

Kategori Waspada, Siaga, dan Awas

BMKG membagi tingkat peringatan menjadi tiga kategori: Waspada, Siaga, dan Awas.

  • Kategori Waspada meliputi beberapa wilayah di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, dan sejumlah provinsi di Papua.
  • Kategori Siaga berlaku untuk wilayah Jawa Tengah, NTT, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
  • Kategori Awas ditetapkan untuk Banten, Jawa Barat, dan NTT yang diperkirakan akan mengalami hujan sangat lebat hingga ekstrem disertai kilat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Daerah Rawan Banjir di Kalimantan

BMKG juga mencatat beberapa daerah di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur yang berpotensi dilanda banjir antara 11–20 Oktober 2025, di antaranya:

  • Kabupaten Kapuas Hulu: Boyan Tanjung, Bunut Hulu, Mentebah, Putussibau Selatan, dan Putussibau Utara.
  • Kabupaten Ketapang: Simpang Hulu.
  • Kabupaten Kubu Raya: Terentang.
  • Kabupaten Sanggau: Meliau.
  • Kabupaten Sintang: Serawai.

Imbauan Kesiapsiagaan dari BMKG

Melalui unggahan resminya di media sosial, BMKG mengingatkan masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

“Curah hujan tinggi dapat memicu banjir, tanah longsor, dan gangguan aktivitas harian. Masyarakat diminta memantau informasi terbaru dari BMKG,” tulis lembaga tersebut, Selasa (14/10/2025).

Pemerintah daerah juga diimbau meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, terutama di wilayah dengan infrastruktur drainase yang terbatas. (sh)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)