JAKARTA, denai.id – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menetapkan tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan rupiah kemarin (28/2). Di bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) naik masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen dan 6,75 persen. Sementara itu, TBP simpanan valuta asing (valas) pada bank umum ditetapkan naik menjadi 2,25 persen.
’’Selanjutnya, TBP tersebut akan berlaku
untuk periode 1 Maret 2023 sampai 31 Mei 2023,’’ kata Ketua Dewan Komisioner
LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam rapat dewan komisioner.
Penetapan TBP simpanan didasarkan pada beberapa hal. Di antaranya, sinergi kebijakan program penjaminan simpanan dengan kebijakan moneter dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate yang masih berlanjut.
Serta, mengantisipasi masih tingginya volatilitas pasar
keuangan global. Dengan demikian, tetap menjaga stabilitas sistem perbankan
domestik.
Purbaya juga menekankan, LPS terus memantau
pergerakan suku bunga simpanan perbankan nasional. Baik yang berdenominasi
rupiah maupun valuta asing. Berdasar data pergerakan suku bunga secara
nasional, perkembangan suku bunga pasar simpanan (SBP) untuk simpanan rupiah
terpantau naik sebesar 17 bps menjadi 3,12 persen pada periode 24 Januari
hingga 20 Februari 2023.
’’Hal ini menunjukkan bahwa perbankan
secara bertahap terus merespons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Meskipun, respons antarkelompok bank cenderung bervariasi dipengaruhi faktor
likuiditas dan kecepatan ekspansi kredit,” jelasnya.
SBP simpanan valas di periode observasi
yang sama terpantau naik 10 bps menjadi sebesar 1,58 persen sejak Januari 2023.
Sejalan dengan arah kebijakan suku bunga The Fed yang masih meningkat. Meskipun,
laju kenaikan akan cenderung lebih kecil.
Dari sektor perbankan, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan, kredit perbankan pada Januari 2023 tetap tumbuh meski menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Yakni,
sebesar 10,53 persen year on year (yoy) menjadi Rp 6.310,88 triliun. Ditopang
kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61
persen yoy dan 10,03 persen you.
’’Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) naik 8,03 persen yoy menjadi Rp 7.953,8 triliun. Dengan giro sebagai main driver. Meski secara bulanan, DPK Januari 2023 turun 2,45 persen senilai Rp 199,77 triliun,’’ bebernya. (nad)
Tulis Komentar